Saman
merupakan fenomena tari dan musik saman dalam tradisi masyarakat
gayo, yang menduduki “ seribu bukit “ di dataran tinggi Aceh
sebelah selatan – timur. Suatu upacara adat yang utama di mana
saman berperan adalah bejamu
besaman, di
mana suatu kampung mengundang kampung lain, dari dalam hingga luar
wilayah kabupaten. Yang mengundang adalah seluruh warga kampung. Yang
diundang pun hampir seluruh warga ( hanya kaum laki – laki ) satu
kampung, sekitar 200 atau 300-an orang, usia belasan hingga
enam-puluhan tahun.
Acara Saman Summit yang
di adakan di museum Fatahillah, kota tua. Yang berlangsung dari
tanggal 14 & 15 desember 2012 dan 3 hari untuk seminar. Acara ini
di ikuti oleh beberapa kelompok – kelompok kesenian di antaranya
Saman Gayo ( Senior ) dari kampung Bukit, Kabupaket Gayo Lues, Rabani
Wahid dari Samalanga, Kabupaten Aceh Utara, Tari Pukat dari Kota
Langsa, Kabupaten Aceh Timur,Saman ( Rampai ) dari Jakarta dan Rudak
Sasak dari desa Terengan, Kabupaten Lombok Utara. Budaya – budaya
yang di miliki Indonesia itu begitu banyak. Sampai kadang – kadang
orang lupa bahwa masih ada budaya – budaya lain yang begitu menarik
perhatian wisatawan asing . Maka harus terus di tanamkan rasa
kecintaan pada diri masyarakatnya itu sendiri, tentang arti penting
kebudayaan yang telah kita miliki, ujar Ray Bachtiar Drajat ( 53 )
selaku panitia.
Ini akan menjadi tugas
kita bersama untuk melestarikan beraneka ragam banyaknya budaya
yang telah kita mmiliki. Jadi kalau kita lupa otomatis smua akan lupa.
Dan seharusnya lebih di eksplore oleh generasi – generasi muda.
Motivasi mengikuti acara
saman ini untuk membudidayakan kebudayaan yang ada di provinsi Lombok
Utara, Nusa Tenggara Barat. Tarian Rudat sasak dari desa Terengan,
Kabupaten Lombok Utara. Tariannya seperti pencaksilat, tarian bahasa
arab, dan Melayu. Harapan saya supaya kebudayaan yang ada di
Indonesia khususnya di daerah Lombok Utara tidak hanya di kenal oleh
masyarakat sekitar. Tapi, dapat juga di kenal oleh masyarakat luas,
ujar bapak Inzurdin ( 40 ) sebagai peserta acara. Jadi kalau kita olah
kembali, menjadi lebiih modern. Mungkin akan lebih banyak lagi yang
meminati. Karna kebudayaan yang kita miliki lebih banyak di
bandingkan negara – negara lain.
No comments:
Post a Comment